Rabu, 20 Juli 2011

kumpulan artIkeL BIOteKNOLOgI


KUMPULAN ARTIKEL BIOTEKNOLOGI






Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstrutur
Mata kuliah : Bioteknologi
Dosen : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si















Disusun oleh:

Ahib M Somad
Tarbiyah/ IPA-Biologi C/ VII


KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
 SYEKH NURJATI
CIREBON
2010

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Telah Diciptakan Bawang Bebas Air Mata

 

Rabu, 6 Februari 2008
Terobosan peneliti senior ini mengakhiri salah satu teka-teki abadi saat
memasak: mengapa mengupas bawang membuat mata pedih dan air mata mengucur? Bersama dari Selandia Baru dan Jepang yang dipimpinnya, Eady telah menciptakan bawang "bebas air mata dengan bioteknologi, Eady berhasil membuang gen penghasil enzim di dalam bawang yang membuat mata  menangis saat mengupasnya. Penemuan ini, meskipun terkesan sederhana,merupakan terobosan besar dalam  jagat ilmu pengetahuan.
Penemuan itu merupakan hasil riset mendalam Eady di
Badan Pangan dan Hasil Pertanian Selandia Baru sejak 2002. Hasil penelitian
itu merupakan puncak dari penemuan peneliti Jepang sebelumnya yang
menemukan gen penyebab air mata mengucur saat mengupas bawang.
"Kami sebelumnya berpikir bahwa penyebab air mata berlinang diproduksi
spontan dengan memotong bawang, tapi mereka membuktikan bahwa ini
dikontrol oleh satu enzim", kata Eady yang kemudian menindaklanjuti hasil
penemuan peneliti Jepang itu. Sebagai pemimpin tim peneliti, Eady mengakui
penemuan tersebut merupakan yang paling mutakhir dari serangkaian
penelitian terkait.
Di Selandia Baru,kami telah memiliki kemampuan memasukkan DNA ke dalam bawang, menggunakan teknologi gen pemusnah yang dikembangkan peneliti
Australia",kata Eady di rumahnya yang terletak di Kota Christchurch.
"Teknologiyangdiciptakan merupakan serangkaian proses penghilangan gen
penyebab air mata sehingga bawang tidak memproduksi enzim itu. Jadi saat
Anda memotong bawang, air mata Anda takkan berlinang lagi",kata Eady. Eady
menjelaskan, dengan menghentikan senyawa yang menyebabkan air mata
mengalir dan mengubahnya menjadi senyawa yang berguna bagi kesehatan,rasa
bawang jenis baru itu juga akan semakin enak. "Dengan penelitian yang kami lakukan, masalah kesehatan dan rasa yang dihasilkan akan semakin baik",paparnya. "Kami berharap, kami akan terus  meningkatkan rasa dan aroma bawang yang manis, tanpa rasa pahit,menyengat, dan menyebabkan air mata mengalir", tambah Eady.
Dengan penemuan baru tersebut,dalam beberapa dekade ke depan, pasar di
penjuru dunia akan dipenuhi dengan produk bawang "bebas air
mata" tersebut. Gara-gara penemuan spektakuler Eady, para peneliti di
seluruh dunia menggelar simposium internasional di Belanda.
Setelah itu, jurnal perdagangan Onion World menulis hasil penelitian yang
dilakukan Eady di sampul depan sebagai topik utama pada Desember 2007.
Namun mimpi besar Eady tidak hanya sampai di sana. Lelaki yang memiliki
sejumlah varietas tanaman bawang di institut itu mengatakan dirinya
berharap masa depan bawang "bebas air mata" itu dapat dinikmati seluruh
penduduk dunia.Eady ingin agar setiap rumah menggunakan bawang tersebut.
Meski demikian, Eady sadar, mimpi besarnya agar bawang itu dapat dinikmati
tiap keluarga di seluruh dunia mungkin akan terwujud dalam 10-15 tahun ke
depan."Ini merupakan proyek yang sangat luar biasa karena ini berorientasi
konsumen dan setiap orang menilai ini kisah menarik tentang bioteknologi", tuturnya. Jangka waktu selama itu diperlukan untuk lebih mengefisienkan proses produksi bawang.
"Kita memiliki populasi yang terus berkembang untuk pangan dan tantangan
perubahan iklim serta masalah lain yang berkaitan dengan sumber daya
alam", kata Eady. Lebih lanjut, penelitian Eady dapat ditindaklanjuti ke
arah yang sangat tidak terbatas di masa depan untuk kepentingan beragam.
"Sistem gen pemusnah dapat digunakan untuk memerangi penyakit manusia
akibat virus. Bioteknologi ini secara umum dapat menolong kita memproduksi
lebih banyak hasil panen", tutur peneliti asal Selandia Baru itu. Peneliti
lain memberikan acungan jempol kepada Eady atas penemuan spektakuler itu.
Dr Michael Havey, profesor holtikultura di University of Wisconsin serta
salah satu peneliti bawang,memprediksi bawang tanpa air mata itu akan
menjadi bahan masak utama di setiap dapur diseluruh dunia. Havey
menegaskan di jurnal Onion World bahwa penemuan Eady jelas merupakan  "topik diskusi nomor satu". Penelitian yang dilakukan Eady sangat disambut hangat berbagai
kalangan,terutama mereka yang setiap hari bersentuhandenganbawang. "Kami
selalu mengupas 20 kg bawang setiap hari dan Anda dapat melihat mata saya
merah. Ini merupakan akibat bawang tersebut dan saya pikir ini jawaban
untuk masalah itu", kata kepala koki Crown Plaza di Christchurch Tony
Smith.
Koki Auckland Harry Tahana juga menilai penemuan tersebut merupakan
perkembangan luar biasa. Menurut Tahana, selama ini dapur komersial
menghindari masalah air mata saat mengupas bawang dengan menyimpannya di
lemari es selama beberapa hari. Penyimpanan itu untuk mengurangi efek pedih di mata saat bawang dikupas.  Tentu saja,ibu rumah tangga dan mereka yang hobi memasak senang atas penemuan tersebut."Saya pikir penemuan itu sebuah kemenangan, merupakan kemenangan mutlak", kata seorang perempuan di sebuah supermarket.
www.admaxserver.com





















Padi Tanpa Dimasak

Baru-baru ini di India sudah ditemukan sebuah teknologi baru di bidang pertanian yang menurut ahlinya akan sangat membantu penduduk di India yang sebagian besar memang sulit untuk mendapatkan asupan makanan utama, alias “beras“. Para ahli di Central Rice Research Institute (CRRI) di Orissa sudah menemukan cara untuk memasak beras menjadi nasi tanpa memasaknya dengan menggunakan alat pemasak. Beras tersebut cukup di rendam dengan air bersih di suhu ruangan selama 45 menit,  dan langsung bisa di konsumsi. Suatu temuan yang luar biasa berguna bagi masyarakat yang kurang mampu pastinya.
Direktur CRRI, Tapan Kumar Adhya varietas baru dari padi ini dinamakan Aghanibora. Aghanibora membutuhkan waktu 145 hari hingga bisa di panen dan menghasilkan sekitar 4-4.5 ton per hektarnya. suatu pertumbuhan yang lumayan cepat, jadi pertahun kita bisa panen sebanyak 2-3 kali. Hal ini akan sangat membantu masyarakat baik itu para petaninya maupun orang-orang yang mengkonsumsinya. Cara memasak beras tersebut hingga dapat di konsumsi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
1.                  Merendam di dalam air biasa (dingin) selama 45 menit
2.                  Merendam di dalam air hangat selama 15 menit
Informasi lain dikatakan bahwa varietas ini bukanlah hasil rekayasa genetika tapi melainkan hasil seleksi dan peningkatan mutu dari varietas padi yang berasal dari State of Assam. Sekarang ini, padi Aghanibora sudah tumbuh di States of Assam, Bihar, Bengal, Orissa dan coastal Andhra Pradesh. Dan sekarang ini dikabarkan bahwa India sudah menghasilkan sekitar 98.5 juta ton beras per tahunnya. Beras istimewa itu diharapkan bisa membantu warga kurang mampu. Selain menghemat waktu karena tak perlu repot memasak, juga tak membutuhkan bahan bakar untuk mengolahnya. Beras ini juga membantu menyelamatkan lingkungan karena mengurangi polusi karbon dari bahan bakar fosil. (tekno.liputan6.com)



Pupuk Dan Obat Pemberantas Hama Tanaman Dari Bahan Dasar Air Liur

Mengapa bingung dengan harga pupuk dan pestisida yang melangit? Gunakan saja air liur, mujarab kok! Setiap bangun tidur bau mulut kita pasti terasa tak sedap. Tahukah Anda bahwa bau tak sedap itu sangat bermanfaat untuk dunia pertanian?
Itulah yang dikembangkan Fuad Affandi. Putra Ciwidey, Bandung ini berhasil membuat karya inovatif berupa pupuk dan obat pemberantas hama tanaman dari bahan dasar air liur. Uniknya, Fuad bukanlah seorang ahli bioteknologi atau lulusan perguruan tinggi. Ia ‘hanya’ seorang kiai yang mengasuh 300 santri.
Awalnya, ia melihat melimpahnya kotoran sapi, kambing, dan ayam. Mang Haji -demikian Fuad biasa dipanggil- berniat menjadikan kotoran ternak tadi menjadi pupuk kandang. Agar menjadi pupuk alami yang baik, kotoran itu harus diperam selama dua sampai empat bulan. Fuad berpikir, bagaimana mempercepat proses penghancuran dan pembusukan kotoran ternak tadi? Ternyata, bakteri penghancur yang ampuh justru ada di perut manusia. “Buktinya, hari ini kita makan, besok keluar sudah busuk,” ujar alumnus Pesantren Lasem, Jawa Tengah ini.
Menurut penelitian Laboratorium Mikrobiologi Universitas Padjajaran, Bandung, dalam air liur memang terdapat empat macam bakteri: Saccharomyces, Cellulomonas, Lactobacillus, dan Rhizobium. Bakteri ini biasa hidup di lambung manusia. Bagaimana mendapatkan bakteri itu? Tak kurang akal. Kebiasaan makhluk renik itu, kalau tidak ada makanan masuk dalam waktu cukup lama, mereka akan naik untuk menyantap sisa-sisa makanan yang ada di dalam rongga mulut. Karena saat tidur tidak ada makanan yang masuk, saat itulah banyak bakteri berkumpul di mulut.
Fuad memerintahkan 300 santrinya membuang air kumur pertama dari  bangun tidur ke dalam kaleng yang telah disediakan di depan penginapan santri. Mikroorganisme dalam air liur itu lalu dikembangbiakkan dengan menambahkan molase (gula), dedak, dan pepaya ke dalamnya. Setelah beberapa hari, air liur santri ternyata berubah menjadi cairan kental berwarna keruh, dengan bau wangi seperti bau coklat. Itu berarti bakteri dapat berkembang biak dengan subur. Fuad lalu menyiramkan cairan bakteri itu ke kotoran ternak dan jerami yang sedang diperam. Hasilnya dahsyat. Hanya dalam tiga hari, kotoran ternak itu hancur dan busuk, siap dipakai sebagai pupuk kandang. Penemuan Fuad ini diberi nama MFA (Mikroorganisme Fermentasi Alami) –kadang diplesetkan menjadi Mikroorganisme Fuad Affandi.
MFA berkasiat untuk mempercepat ketersediaan nutrisi tanaman, mengikat pupuk dan unsur hara, serta mencegah erosi tanah. Semula, pupuk organik itu dipakai untuk kalangan sendiri, kemudian menyebar dari mulut ke mulut para petani di lingkungannya. Pada tahap selanjutnya, Mang Haji berhasil mengembangkan pupuk kandang menjadi cairan yang dikemas dalam botol dan siap disemprotkan ke tanaman. Inovasi Fuad tak berhenti sampai MFA. Dia juga menciptakan tiga jenis pembasmi hama tanaman yang diberi nama Innabat (Insektisida Nabati), Ciknabat (Cikur Nabati), dan Sirnabat (Siki Sirsak Nabati).
Innabat adalah insektisida yang terbuat dari kacang babi dicampur bawang putih, bawang merah, cabe rawit, dan temulawak. Semua bahan itu digiling menjadi satu dan dicampur dengan air beras. Campuran tersebut kemudian didiamkan selama 14 hari sebelum disemprotkan ke tanaman. Ketika diuji, ramuan ini ampuh untuk membasmi berbagai jenis ulat, ngengat, dan lalat yang sering menyerbu tanaman sayuran. Sedangkan Ciknabat, yang terbuat dari cikur (kencur) dicampur dengan bawang putih, ampuh sebagai fungisida (pembasmi jamur tanaman). Selain membasmi jamur, Ciknabat juga berfungsi ganda sebagai insektisida. Kencur dan bawang putih ini tidak mematikan hama, tapi baunya membuat hama enggan mendekat.
Lain lagi dengan Sirnabat, yang terbuat dari gilingan biji sirsak, merupakan  formula paling keras yang dibuat Fuad. Ramuan ini disemprotkan jika Innabat dan Ciknabat sudah tak mempan lagi mengusir hama. Untuk memproduksi pupuk dan pestisida alami itu, Fuad mendirikan pabrik di Garut, yang kini dikelola Tatang Sutresna, mantan santrinya. Permintaan tidak cuma datang dari Bandung dan sekitarnya, melainkan dari luar pulau, seperti Jambi, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
Dibanding pupuk dan pestisida kimiawi, buatan Fuad memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, dari segi biaya, lebih murah. “Harga pestisida kimia Rp 50.000, sedangkan produksi cuma Rp 15.000,” tutur Apep, Wakil Ketua Pondok Pesantren Al Iftifaq. Apep memberi gambaran, untuk luas 1 ha tanaman buncis petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 2 juta untuk membeli pestisida kimia/sintesis. Kalau menggunakan pestisida alami, petani hanya mengeluarkan beaya Rp 100.000, dengan luas lahan yang sama. “Hasilnya sama, per hektar sekitar 8 ton,” ujarnya. Kedua, menggunakan pupuk dan pestisida alami tentu lebih sehat, karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan maupun hasil produksinya. Ketiga, harga sayurannya lebih tinggi, karena sayuran tampak lebih segar, bersih dan bebas dari zat-zat kimiawi.
Sumber: Majalah Suara Hidayatullah, Juni 2007
























Kulit Pisang pun Bisa Jadi Pengganti Minyak Tanah

Januari 22, 2010 oleh plantus

Tingginya harga minyak tanah pasca dihapuskannya subsidi, menyulitkan kelompok industri kecil dan masyarakat menengah ke bawah untuk mendapatkan bahan bakar yang murah dan praktis. Sementara kompor gas dinilai belum sepenuhnya mampu dijangkau masyarakat di pelosok daerah. Sekelompok usaha kecil dan menengah (UKM) menawarkan sebuah solusi bagi kalangan industri dan masyarakat menengah ke bawah untuk menggunakan kompor bioetanol sebagai alternatif pengganti minyak tanah. “Sebagai pengganti minyak tanah, kompor bioetanol ini relevan sekali bagi masyarakat dan industri menengah bawah yang belum bisa menjangkau penggunaan kompor gas,” kata Kepala Bagian Pemasaran UKM produsen kompor bioetanol binaan Dewan Koperasi Indonesia Rivai, di Jakarta, Minggu (6/9).
Kompor ini menggunakan bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah. Bahan baku bioetanol merupakan hasil olahan dari bahan-bahan alami seperti kulit pisang, singkong genderuwo, kulit nanas, gadung, dan sagu. “Karena itu kompor bioetanol ini sesuai dengan semangat untuk melestarikan alam karena merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” imbuh Rivai. Dibandingkan minyak tanah, bioetanol memiliki lebih banyak keunggulan. Kompor bioetanol dapat digunakan tanpa menggunakan sumbu. Nyala apinya pun biru seperti kompor gas sehingga lebih cepat dan efisien dalam memasak. ” 100 cc bioetanol dapat digunakan memasak selama 40 menit. Artinya dengan satu liter bioetanol saja, konsumen bisa memasak hingga empat jam,” kata Rivai. Selain itu, kompor bioetanol pun tidak mudah meledak dan lebih aman bagi penggunanya. Jika kompor minyak tanah yang terbakar akan semakin menyala ketika disiram air, tapi bioetanol justru akan mati jika tersiram air. “Penggunaan bioetanol ini pun lebih irit dua pertiga kali dibanding minyak tanah,” imbuhnya. Mengenai harga bioetanol, Rivai mengatakan, per liternya dijual seharga Rp 6.000 . “Harga ini sebenarnya bisa lebih murah kalau ada pemerintah mau memberikan dana investasi terhadap pengembangan bioetanol ini,” kata dia. Ia menambahkan, saat ini para produsen bioetanol juga mulai membidik masyarakat menengah kebawah sebagai pangsa pasarnya Selama ini yang menjadi konsumen bioetanol adalah komunitas industri kecil seperti pembatik dan industri tahu.
Padahal, menurutnya, selama ini diluar negeri, penggunaan bioetanol sudah dikenal sebagai alternatif bahan bakar untuk memasak yang lebih ramah lingkungan. “Salah satu pasar ekspor kami adalah Thailand yang sudah mengenal bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan,” tukasnya.
SitusHijau.co.id, 06 September 2009





teaching education


teaching education
teaching education
Ada banyak pertanyaan mengenai evaluasi pendidikan, berikut ini saya akan membahas sekaligus menjawab pertanyaan yang sering kali keluar dlam ujian Evaluasi pendidikan, sekaligus juga bisa menjadi masukan teori2 dalam mengajar dan memberikan penilaian di kelas… Jika ada jawaban yang salah marilah kita share bareng disini…
1. Suatu proses kegiatan yang sistematis, dimulai dari pengumpulan data/fakta, dilanjutkan dengan analisis dan penafsiran data/fakta tersebut untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa dan menetukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya disebut….
A. Pengujian
B. Penilaian
C. Evaluasi
D. Pengukuran
E. Perbaikan
Jawaban: C
Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
Dalam evaluasi lebih ditekankan (kata kunci) pada aspek pengumpulan data /informasi lalu dilanjutkan pada pengambilan keputusan
2. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai apakah seluruh tujuan pembelajaran yang telah terselengggara sudah tercapai atau tidak disebut ….
A. Evalausi Sumatif
B. Evaluasi Proses
C. Evalausi Formatif
D. Evaluasi Kesiapan
E. Evaluasi Diagnosa
Jawab: A
Evaluasi sebetulnya dibagi 3 bagian:
Evaluasi Input (sebelum)
Evaluasi Penempatan
Evaluasi Kesiapan
Evaluasi Seleksi
Evaluasi Proses (saat)
Evaluasi Kualitatif
evaluasi kuantitatif
Evaluasi Formatif
Evaluasi Diagnostik
Evaluasi Output (setelah)
Evaluasi sumatif
Ujian
Dalam pertanyaan ini ada kata kunci yaitu terselenggara artinya sudah selesai yang berlangsung atau Output.
Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk proyek yang memiliki jangka waktu enam bulan, maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata
3. Dibawah ini merupakan ciri penilaian acuan norma, kecuali …
A. Batas lulus relatif
B. Batas lulus mutlak
C. Lebih mengutamakan validitas internal atau daya pembeda
D. Untuk keperluan seleksi atau menentukan distribusi
E. Pemusatan tingkat kesukaran pada prediksi batas lulus
Jawab: B
Kriteria penilaian dibagi 2 yaitu:
PAN (penilaian acuan norma) artinya adalah penilaian yang memperlihatkan atau menentukan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang lain pada tes yang sama. (batas lulus relatif dan digunakan untuk seleksi)
PAP (penilaian acuan patokan) artinya adalah penilaian yang menentukan apakah siswa telah mencapai penguasaan terhadap materi pembelajaran.(pencapaian program dan batas lulus mutlak) atau lebih extreme pada anak yang kurang cerdas dan digunakan pada pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Gampangnya gini PAP tuh dipake buat UMPTN, tes Psikotes, atau bodoh enggak seseorang, tapi
Kalau PAN dipakai untuk mencari rata-rata kemampuan sebuah kelas atau populasi.
4. Tingkat kognitif menurut Bloom, secara berurut adalah …
A. Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
B. Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
C. Pengetahuan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi
D. Pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, aplikasi, dan evaluasi
E. Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, evaluasi, dan analisis
Jawab: B
Kodenya C1 sampai C6 . ingat C4 selalu analisis dan Evaluasi selalu terakhir
C1 Pengetahuan
Kemampuan untuk mengingat kembali terhadap materi-materi yang pernah dipelajari
C2 Pemahaman
Kemampuan untuk menangkap pengertian mengenai sesuatu
C3 Penerapan
Kemampuan untuk menerapkan apa-apa yang pernah dipelajari ke dalam situasi yang senyatanya
C4 Analisis
Kemampuan untuk merinci, menghubungkan, menguraikan rincian dan saling berhubungan antara satu dan lain
C5 Sintesis
Kemampuan untuk menyatukan hal-hal yang tak menyatu menjadi satu kesatuan utuh
C6 Evaluasi
Kemampuan untuk menentukan baik-buruk, berharga-tidak berharga mengenai suatu hal
5. Reliabilitas penilaian pada dasarnya berkaitan dengan, …
A. Ketepatan alat waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan tes
B. kesamaan hasil yang diperoleh meskipun jumlah soal ditambah
C. Keterbacaan redaksi kalimat dalam setiap soal
D. Kemampuan instrumen mengukur objek ukur
E. Ketepatan skor yang diperoleh dari instrumen dari beberapa kali
Pengukuran
Jawab: E
Reliabilitas arti dasarnya adalah Hasil pengukuran yang dapat dipercaya (konsisten) atau ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama
Contoh :
(1)  test-retest = Tes ulang (test‑retest) adalah penggunaan alat ukur terhadap subjek yang diukur, dilakukan dua kali dalam waktu yang berlainan. Misal­nya tes hasil belajar matematika untuk siswa SD kelas V, diberikan hari ini, lalu diperiksa hasilnya. Seminggu kemudian tes tersebut diberikan lagi pada siswa yang sama dan hasilnya diperiksa
(2)  Reliabilitas bentuk pecahan setara tidak dilakukan pengulangan pengukuran kepada subjek yang sama tetapi menggunakan hasil dari bentuk tes yang sebanding atau setara yang diberikan kepada subjek yang sama pada waktu yang sama pulaAlternate forms (no time interval)
(3)  Reliabilitas belah dua mirip dengan reliabilitas pecahan setara ter­utama dari pelaksanaannya. Dalam prosedur ini alat ukur diberikan kepada kelompok subjek cukup satu kali atau satu saat
(4)  KR 21/20 = Prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dalam satu tes dengan butir‑butir lainnya dan dengan tes itu sendiri secara keseluruhan. Salah satu cara yang sering digunakan adalah menggunakan rumus Kuder-Rechardson atau KR 21.
Rumusnya:
rxx =
(5) Scorer reliability =  keandalan nilai
Sedangkan validitas artinya mengukur apa yang sebenarnya diukur
(1)  Validitas empirik
6. Dibawah ini merupakan instrumen non-tes, kecuali …
A. Angket
B. Kuesioner
C. Skala sikap
D. Pengukuran kreativitas
E. Skala penilaian
Jawab: D
Ada 2 macam instrumen :
Tes  artinya alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku (sikap), dan jawabannya dapat dikategorikan benar dan salah
Non Tes artinya alat ukur untuk mengukur sampel tingkah laku, tetapi jawabannya tidak dapat dikategorikan benar dan salah (misalnya positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka) contoh:
Angket
Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
7. Suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai suatu objek dalam dunia pendidikan berdasarkan kriteria tertentu disebut ……
A. Penilaian
B. Pengujian
C. Evaluasi
D. Pengukuran
E. Perbaikan
Jawab: A
Jelas2 ada kata Nilai disana
8. Dibawah ini yang merupakan fungsi evaluasi dalam evaluasi input adalah …
A. Evaluasi kesiapan, evaluasi penempatan, evaluasi seleksi
B. Evaluasi seleksi, evaluasi formatif, evaluasi diagnosa
C. Evaluasi penempatan, evaluasi seleksi, evaluasi formatif
D. Evaluasi formatif, evaluasi diagnosa, evaluasi sumatif
E. Evaluasi kesiapan, evaluasi penempatan, evaluasi sumatif
Jawab: A
evaluasi input diantaranya adalah:
Evaluasi Penempatan
Evaluasi Kesiapan
Evaluasi Seleksi
9. Yang dimaksud dengan penilaian acuan patokan adalah …
A. Penilaian yang didasarkan pada distribusi kemampuan siswa pada suatu
kelompok
B. Penilaian yang dilakukan pada masing-masing siswa, tanpa mempertimbangkan kelompoknya
C. Penilaian yang didasarkan pada kriteria yang harus dicapai menurut tujuan
pembelajaran
D.Penilaian yang dilakukan pada masing-masing siswa tanpa mempertimbangkan kriteria yang ingin dicapai
E. A, B, C, dan D salah semua
Jawab: D
Kriteria penilaian dibagi 2 yaitu:
PAN (penilaian acuan norma) artinya adalah penilaian yang memperlihatkan atau menentukan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang lain pada tes yang sama. (batas lulus relatif dan digunakan untuk seleksi)
PAP (penilaian acuan patokan) artinya adalah penilaian yang menentukan apakah siswa telah mencapai penguasaan terhadap materi pembelajaran.(pencapaian program dan batas lulus mutlak)
10. Alat evaluasi yang paling tepat untuk mengukur tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran aspek kognitif, adalah …
A. Observasi
B. Skala penilaian
C. Skala sikap
D. non-tes
E. tes
Jawab: E
Perlu kita ketahui bahwa Bloom membuat 3 aspek yaitu:
Kognitif condong pada pengetahuan dan pemahaman (C1 s/d C6)
Afektif lebih kepada sikap (non test kuesioner dll)
Psikomotorik focus kepada gerak ( skill praktek)
11. Validitas suatu instrumen pada dasarnya berkaitan dengan, …
A. Kemampuan instrumen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
B. Kemampuan instrumen untuk meningkatkan skor hasil belajar
C. Kemampuan instrumen memprediksi perilaku siswa setelah mengikuti
pembelajaran
D. Kemampuan instrumen mengukur kemampuan peserta tes
E. Kemampuan instrumen meningkatkan skor butir
Jawab: D
–        Instrument pada awalnya adalah alat Alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data dengan tes dan non test
–        digunakan untuk mengukur prestasi belajar atau faktor-faktor yang berkaitan dengan keberhasilan pembelajaran dalam bentuk sebuah uji atau tes
12. Performansi tipikal dapat diukur dengan berbagai instrumen, kecuali …
A. Angket
B. Kuesioner
C. Skala sikap
D. Tes
E. Observasi
Jawab: D
Performansi tipikal artinya adalah sebuah kebiasaan
13. Istilah “pengukuran” dalam sistem evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
bersifat …
A. Kuantitatif
B. Kualitatif
C. Komparasi
D. Akurat
E. Pengujian
Jawab:A
PENGUKURAN (measurement ) adalah Kegiatan untuk mendapatkan informasi  secara Kuantitatif
14.  Guru yang memberikan tes sebelum dimulainya proses pembelajaran, dengan materi tes berupa materi yang harus dikuasai sebelum dimulainya pembelajaran tersebut, berarti guru tersebut melakukan fungsi evaluasi ….
A. Penempatan
B. Kesiapan
C. Seleksi
D. Diagnosis
E. Formatif
Jawab: B
Ada dua jawaban yang hamper sama tapi disini ada kata kunci “sebelum dimulainya” atau Input
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi selama proses pembelajaran sedang berlansung , sedangkan
Evaluasi Kesiapan adalah Evaluasi kesiapan adalah evaluasi yagn dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa untuk menerima materi yang diberikan, untuk mengetahui apakah siswa telah mengguasai materi prasyarat
Ada key word “sebelum dimulainya”
15. Penilaian yang dibandingkan dengan rata-rata kelompok sehingga diketahui posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya, disebut …
A. Penilaian acuan norma
B. Penilaian acuan patokan
C. Penilaian acuan gabungn
D. a dan b benar
E. a, b, dam c benar
Jawab: A
Dengan Tes seleksi maka ketahuanlah mana siswa yang pandai dan siswa kurang pandai
16. Dibawah ini yang termasuk variabel afeksi adalah…
A. Gaya kepemimpinan, prestasi belajar, dan tingkat intelektual
B. Minat, bakat, hasil belajar
C. Motivasi belajar, kecemasan, dan minat
D. Pemahaman bacaan, gaya belajar, minat
E. Tingkat intelektual, hasil belajar, dan pemahaman bacaan
Jawab: C
Afeksi merupakan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Seperti perasaan senang, sedih, suka dan tidak suka, baik dan buruk, termasuk sikap dan akhlak. Afeksi tidak bisa diukur dengan hasil tes, uji yang bersifat kognitif.
17. Jika suatu tes diujikan berulang kali pada waktu yang berlainan dan menunjukkan hasil yang relatif sama, maka tes tersebut memiliki …
A. Validitas tinggi
B. Validitas rendah
C. Reliabiltas tinggi
D. Reliabilitas rendah
E. obejktivitas dan praktisibilitas
Jawab: C
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Contoh paling nyata adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri atau sifat individu dan lain‑lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain‑lain, hendaknya meneliti sifat ke­ajegan tersebut.
Kita bisa lihat contohnya sebuah meteran atau timbangan yang kapan saja dipakai dan digunakan hasilnya selalu sama-J
Sedangkan Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan memiliki eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya. Dengan demikian secara keseluruhan alat tes yang bersangkutan akan menghasilkan varians eror yang kecil pula.
18. Ciri butir tes yang valid, jika memiliki …
A. Daya beda rendah
B. Daya beda tinggi
C. Tingkat kesukaran yang rendah
D. Tingkat kesukaran yang tinggi
E. a, b, c, d salah semua
Jawab: E
Linn dan Gronlund (1995: 47) menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu: validitas, reliabilitas, dan usabilitas. Validitas artinya ketepatan interpretasi hasil prosedur pengukuran, reliabilitas artinya konsistensi hasil pengukuran, dan usabilitas artinya praktis prosedurnya. Di samping itu, Cohen dkk. (1992: 28) juga menyatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang valid artinya mengukur apa yang hendak diukur.
”Kesimpulannya bukan dari daya dan kesukaran tapi sesuai apa yang akan diukur . setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek saja. Mistar hanya mengukur panjang, timbangan hanya mengukur berat, bahan ujian atau soal PKn hanya mengukur materi pembelajaran PKn bukan mengukur keterampilan/kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg.”
19. Menyerapnya nilai-nilai yang diajarkan kepada siswa, yang kemudian berpengaruh terhadap sikap dan perlaku siswa tersebut, merupakan …
A. Penerimaan nilai
B. Internalisasi nilai
C. Respon nilai
D. Organisasi nilai
E. Penilaian terhadap nilai
Jawab: C
Internalisasi hakikatnya adalah sebuah proses menanamkan sesuatu. contoh internalisasi nilai-nilai keagamaan adalah sebuah proses menanamkan nilai–nilai keagamaan. (dan belum tentu dilaksanakan)
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
20. Tujuan Penilaian acuan patokan, adalah …
A. Rangking siswa
B. Pengetahuan siswa
C. Kelulusan siswa
D. Pembelajaran maksimal
E. Ketuntasan belajar
Jawab: E
Ingat PAN untuk seleksi siswa (banyak soal sulit) sedangkan
PAP digunakan dalam 4 kondisi, yaitu :
(1)  untuk menilai kebutuhan atau hal-hal yang diperlukan untuk pembelajaran selanjutnya;
(2)  digunakan pada formatif untuk mengetahui apakah suatu materi telah dikuasai oleh siswa, sebagai umpan balik siswa untuk menentukan apa yang perlu dipenuhi jika perlu
(3)  untuk menentukan apakah materi atau motede pembelajaran perlu dimodifikasi; dan
(4)  digunakan diakhir pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai level tertentu dalam penguasaan materi.
21. Evaluasi diagnosa dalam proses pembelajaran dilakukan karena …
A. Hal tersebut penting dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
B. Terdapat siswa yang bermasalah dalam bersosialisasi dengan teman sekelasnya
C. Terdapat siswa yang mengalami masalah dengan keluarganya, sehingga   mempengaruhi perilakunya
D. Terdapat siswa yang sering tidak hadir sehingga tidak dapat mengikuti  seluruh proses pembelajaran
E. Terdapat siswa yang mengalami masalah dalam menerima materi-materi dalam proses pembelajaran
Jawab: E
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
22. Perbedaan konsep yang mendasar antara kegiatan penilaian dengan evaluasi adalah….
A. Penilaian berakhir dengan keputusan berupa hasil dari suatu proses
B. Penilaian berakhir dengan keputusan berupa tindak lanjut dari suatu
proses
C. Penilaian merupakan suatu proses yang sistematik
D. Penilaian merupakan proses pengumpulan data/fakta
E. Penilaian merupakan proses penafsiran suatu data/fakta
Jawab: D
Arti Penilaian (assessment) adalah proses hanya untuk memperoleh informasi tentang siswa,  kebijakan yang digunakan untuk membuat keputusan, dalam hal ini keputusannya adalah nilai.
Arti Evaluasi merupakan proses menentukan keputusan tentang nilai hasil kerja atau performa siswa secara kualitatif dan kuantitatif.  Dalam Evaluasi mencakup penilaian dan pengukuran.  Dengan kata lain evaluasi adalah tindak lanjut dari penilaian dan pengukuran yang telah dilakukan. Keputusan atau ketetapan tidak dapat diambil, tanpa dilakukan penilaian dan pengukuran
Jadi penilaian hanya sebatas “proses”
23. Hasil evaluasi menunjukkan, dari 40 siswa kelas IIA, 20 siswa mendapat jurusan IPS, 13 siswa mendapat jurusan bahasa, 7 siswa mendapat jurusan IPA. Dalam kasus ini evalausi berfungsi sebagai …
A. Penempatan
B. Kesiapan
C. Seleksi
D. Hasil Diagnosa
E. Hasil Sumatif
Jawab: A
Karena dari 40 siswa tersebut setelah dievaluasi ternyata ditempatkan di jurusan yang berbeda gara tidak terjadi kesalahan program berate ada aspek penempatan
24. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, ternyata metode pengajaran yang dilakukan tidak  efektif sehingga materi yang diberikan tidak terserap dengan baik oleh siswa.  Disini evaluasi berfungsi sebagai  …
A. Sumatif
B. Formatif
C. Diagnosa
D. Kesiapan
E. Penempatan
Jawab: B
Kaya kunci disini adalah kata-kata “proses” maka evaluasi input dan output harus menyingkir dari jawaban tersebut. Evaluasi proses ada 4 yaitu :
Evaluasi  kualitatif adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tentang interaksi yang terjadi dalam kelas.
Evaluasi  kuantitatif adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran, seperti efektivitas pembelajaran, jumlah kehadiran guru dan siswa dan lain-lain.
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi selama proses pembelajaran sedang berlansung
Evaluasi diagnostic/diagnosa adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
25. Tes sebagai instrumen evaluasi disebut juga performansi maksimum, karena …
A. Nilai siswa menunjukkan prestasi maksimal yang bisa didapatkan
B. Tes tersebut terdiri dari butir-butir pertanyaan yang harus dijawab
C. Tes tersebut dijawab sesuai dengan keinginan siswa
D. Tes menjadi media untuk memaksimalkan usaha siswa
E. Dalam menjawab butir-butir tes, siswa mengerahkan seluruh kemampuannya secara maksimal
Jawab : E
26. Untuk mengukur minat dan motivasi siswa, dapat menggunakan instrumen …
A. Tes
B. Observasi
C. Skala sikap
D. Skala penilaian
E. Angket
Jawab E:
27. Sebuah tes dikatakan valid secara teoretis, jika …
A. Tes yang dibuat sesuai cara teori
B. Memenuhi standar pembuatan tes mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan
C. Memiliki daya beda dan tingkat kesukaran
D. Memenuhi syarat konten dan konstruknya
E. a, b, c, d, salah semua
Jawab: D
yaitu validasi teoritik/teoritis ditempuh melalui pemeriksaan pakar atau panelis yang menilai seberapa jauh ketepatan dimensi sebagai jabaran dari konstruk, indikator sebagai jabaran dimensi dan butir sebagai jabaran indikator
28. Untuk melakukan penilaian terhadap psikomotorik dapat dilakukan dengan …
A. Observasi
B. Tes tertulis
C. Tes lisan
D. Tes perbuatan
E. Psikotes
Jawab: A
psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu (kesigapan).
29. Untuk penilaian tingkat tujuan pembelajaran acuan penilaian yang cocok digunakan adalah …
A. Penilaian acuan konten
B. Penilaian hasil belajar
C. Penilaian acuan norma
D. Penilaian berjangka
E. Penilaian acuan patokan
Jawab: E
30. Tes yang memiliki reliabilitas tinggi, menunjukkan bahwa …
A. Tes tersebut mudah dan murah pelaksanaannya
B. Tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur
C. Tes tersebut mengukur secara tepat objek ukur
D. Pelaksanaan tes bebas dari segala bentuk kecurangan
E. Tes memiliki keterhandalan dan dapat digunakan lagi pada waktu yang
akan datang
jawab: E
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan terhadap sekor atau tingkat kecocokan sekor dengan sekor sesungguhnya . Makin cocok dengan sekor sesungguhnya makin tinggi reliabilitasnya. Menurut Crocker dan Algina reliabilitas adalah derajat kepercayaan dimana skor penyimpangan individu relatif konsisten terhadap tes sama yang diulangi.
Reliabilitas alat ukur (tes) adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama
Sedangkan Validitas adalah sejauh mana suatu instrumen melakukan fungsinya atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Artinya sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsinya cocok untuk afjad B dan C
- Lihat soal no 17-
31. Dibawah ini adalah cara untuk melakukan penilaian terhadap aspek afektif siswa, kecuali …
A. Observasi
B. Tes tertulis
C. Wawancara
D. Skala penilaian
E. Skala sikap
Jawab: B
32. Penilaian acuan norma lebih cocok digunakan pada …
A. Evaluasi sumatif
B. Evaluasi seleksi
C. Evaluasi Penempatan
D. Evaluasi kesiapan
E. Evaluasi Diagnosis
Jawab: B
Sdh dibahas diatas
33. Dibawah ini, tes mana yang menunjukkan fungsi evaluasi sebagai evaluasi formatif …
A. Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah jurusan yang dipilih sesuai
dengan bakat dan minat calon mahasiswa
B. Tes yang dilakukan untuk dapat menentukan materi yang akan diberikan
untuk menilai suatu pembelajaran
C. Tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa telah
menerima materi yang diberikan
D. Tes yang dilakukan untuk mendapatkan penjelasan mengapa mahasiswa
tidak dapat menerima pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
E. Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah mahasiswa telah
memahami seluruh materi yang diberikan sesuai tujuan pembelajaran
jawab: E
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi selama proses pembelajaran sedang berlansung.
34. Dibawah ini yang menunjukkan kemampuan siswa pada tingkat sintesis, adalah …
A. Siswa memahami konsep-konsep penilaian, pengukuran, dan evaluasi
B. Siswa mampu menjelaskan pengertian PAP  dan PAN
C. Siswa mampu membuat seperangkat tes
D. Siswa mampu menghitung reliabilitas seperangkat tes
E. Siswa membuat konstruk evaluasi dari beberapa pengertian evaluasi
oleh para ahli
jawab:  A
C5 Sintesis
Kemampuan untuk menyatukan hal-hal yang tak menyatu menjadi satu kesatuan utuh
35. Validasi butir instrumen dengan validitas internal menunjukkan …
A. Korelasi antara skor butir dengan skor total responden
B. Skor total respondenyang tinggi
C. Skor butir yang seimbang dengan skor total responden
D. Ketepatan skor butir sesuai dengan kunci jawaban
E. Korelasi positif skor total responden dengan kemampuan responden
Jawab: gak tau jawabannya…
36.  Dibawah ini adalah tujuan dari evaluasi sumatif, kecuali …
A. Untuk menentukan tindakah apa yang akan diberikan kepada siswa yang sulit untuk menerima materi yang diberikan
B. Untuk mengetahui nilai akhir dari siswa pada suatu pembelajaran
C.Untuk mengetahui keputusan bagi seorang siswa hasil dari pembelajaran yang telah diikutinya
D. Untuk mengetahui apakah seluruh tujuan pembelajaran telah tercapai
E. Untuk dijadikan landasan kebijakan pembelajaran dimasa yang akan
datang
jawab: A
sumatif berarti setelah proses (output) di sana ada kata kunci “siswa yang sulit menerima materi”  yang sebetulnya adalah evaluasi diagnostic.
Fungsi Evaluasi sumatif
v  Evaluasi hasil (sumatif) adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir keseluruhan proses pembelajaran.
v  Hasil dari evaluasi sumatif ini menggambarkan keberhasilan atau point dari suatu proses pembelajaran yang sudah berlangsung.
v  Hasil dari evaluasi sumatif ini dapat juga dijadikan landasan dalam membuat suatu kebijakan.
37. Hasil belajar kognitif yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menguraikan suatu integritas atau suatu situasi kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya, disebut …
A. Pengetahuan
B. Pemahaman
C. Aplikasi
D. Analisis
E. Sintesis
Jawab:
C4 Analisis
Kemampuan untuk merinci, menghubungkan, menguraikan rincian dan saling berhubungan antara satu dan lain
38. Valid secara konten menunjukkan
A. Susunan butir terdiri dari butir tes termudah sampai butir tes tersulit
B. Susunan butir terdiri dari butir tes tersulit sampai butir tes termudah
C. Daya beda butir tes  yang tinggi
D. Tingkat kesukaran butir tes yang bervariasi
E. Butir-butir tes memuat semua materi yang telah diajarkan
Jawab: E
39. Konsep yang dibangun dengan mensintesis konsep-konsep yang telah ada, disebut …
A. Defenisi
B. Variabel
C. Teori
D. Konstruk
E. Konsep baru
Jawab: D
Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh peneliti.
40. Dibawah ini adalah hal-hal yang dilakukan dalam pengembangan instrumen, kecuali …
A. Menghitung peserta tes
B. Menentukan indikator
C. Menentukan rentang parameter
D. Membuat kisi-kisi instrumen
E. Menulis butir-butir tes
Jawab: A
Tahapan 2 Pengembangan Instrumen
Menentukan teori sesuai dengan konsep yang dipilih
Menyusun konstruk
Mengembangkan dimensi dan indikator
Menentukan jenis instrumen
Membuat kisi-kisi
Menulis butir instrumen atau tes
Proses validasi konsep
Finalisasi instrumen untuk siap ujicoba
Uji coba instrumen
Analisis hasil uji coba
Seleksi butir
Finalisasi instrumen untuk siap pakai
Ada banyak pertanyaan mengenai evaluasi pendidikan, berikut ini saya akan membahas sekaligus menjawab pertanyaan yang sering kali keluar dlam ujian Evaluasi pendidikan, sekaligus juga bisa menjadi masukan teori2 dalam mengajar dan memberikan penilaian di kelas… Jika ada jawaban yang salah marilah kita share bareng disini…
1. Suatu proses kegiatan yang sistematis, dimulai dari pengumpulan data/fakta, dilanjutkan dengan analisis dan penafsiran data/fakta tersebut untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa dan menetukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya disebut….
A. Pengujian
B. Penilaian
C. Evaluasi
D. Pengukuran
E. Perbaikan
Jawaban: C
Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, mba college punjab india yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
Dalam evaluasi lebih ditekankan (kata kunci) pada aspek pengumpulan data /informasi lalu dilanjutkan pada pengambilan keputusan
2. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai apakah seluruh tujuan pembelajaran yang telah terselengggara sudah tercapai atau tidak disebut ….
A. Evalausi Sumatif
B. Evaluasi Proses
C. Evalausi Formatif
D. Evaluasi Kesiapan
E. Evaluasi Diagnosa
Jawab: A
Evaluasi sebetulnya dibagi 3 bagian:
Evaluasi Input (sebelum)
Evaluasi Penempatan
Evaluasi Kesiapan
Evaluasi Seleksi
Evaluasi Proses (saat)
Evaluasi Kualitatif
evaluasi kuantitatif
Evaluasi Formatif
Evaluasi Diagnostik
Evaluasi Output (setelah)
Evaluasi mba college india sumatif
Ujian
Dalam pertanyaan ini ada kata kunci yaitu terselenggara artinya sudah selesai yang berlangsung atau Output.
Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk proyek yang memiliki jangka waktu enam bulan, maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata
3. Dibawah ini merupakan ciri penilaian acuan norma, kecuali …
A. Batas lulus relatif
B. Batas lulus mutlak
C. Lebih mengutamakan validitas internal atau daya pembeda
D. Untuk keperluan seleksi mba college india atau menentukan distribusi
E. Pemusatan tingkat kesukaran pada prediksi batas lulus
Jawab: B
Kriteria penilaian dibagi 2 yaitu:
PAN (penilaian acuan norma) artinya adalah penilaian yang memperlihatkan atau menentukan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang lain pada tes yang sama. (batas lulus relatif dan digunakan untuk seleksi)
PAP (penilaian acuan patokan) artinya adalah penilaian yang menentukan apakah siswa telah mencapai penguasaan terhadap materi pembelajaran.(pencapaian program dan batas lulus mutlak) atau lebih extreme pada anak yang kurang cerdas dan digunakan pada pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Gampangnya gini PAP tuh dipake buat UMPTN, tes Psikotes, atau bodoh enggak seseorang, tapi
Kalau PAN dipakai untuk mba college india mencari rata-rata kemampuan sebuah kelas atau populasi.
4. Tingkat kognitif menurut Bloom, secara berurut adalah …
A. Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
B. Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
C. Pengetahuan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi
D. Pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, aplikasi, dan evaluasi
E. Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, evaluasi, dan analisis
Jawab: B
Kodenya C1 sampai C6 . ingat C4 selalu analisis dan Evaluasi selalu terakhir
C1 Pengetahuan
Kemampuan untuk mengingat kembali terhadap materi-materi yang pernah dipelajari
C2 Pemahaman
Kemampuan untuk menangkap pengertian mengenai sesuatu
C3 Penerapan
Kemampuan untuk menerapkan apa-apa yang pernah dipelajari ke dalam situasi yang senyatanya
C4 Analisis
Kemampuan untuk merinci, menghubungkan, menguraikan college in punjab rincian dan saling berhubungan antara satu dan lain
C5 Sintesis
Kemampuan untuk menyatukan hal-hal yang tak menyatu menjadi satu kesatuan utuh
C6 Evaluasi
Kemampuan untuk menentukan baik-buruk, berharga-tidak berharga mengenai suatu hal
5. Reliabilitas penilaian pada dasarnya berkaitan dengan, …
A. Ketepatan alat waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan tes
B. kesamaan hasil yang diperoleh meskipun jumlah soal ditambah
C. Keterbacaan redaksi kalimat dalam setiap soal
D. Kemampuan instrumen mengukur objek ukur
E. Ketepatan skor yang diperoleh dari instrumen dari beberapa kali
Pengukuran
Jawab: E
Reliabilitas arti dasarnya adalah Hasil pengukuran yang dapat dipercaya (konsisten) atau ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat mba college punjab india ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama
Contoh :
(1)  test-retest = Tes ulang (test‑retest) adalah penggunaan alat ukur terhadap subjek yang diukur, dilakukan dua kali dalam waktu yang berlainan. Misal­nya tes hasil belajar matematika untuk siswa SD kelas V, diberikan hari ini, lalu diperiksa hasilnya. Seminggu kemudian tes tersebut diberikan lagi pada siswa yang sama dan hasilnya diperiksa
(2)  Reliabilitas bentuk pecahan setara tidak dilakukan pengulangan pengukuran kepada subjek yang sama tetapi menggunakan hasil dari bentuk tes yang sebanding atau setara yang diberikan kepada subjek yang sama pada waktu yang sama pulaAlternate forms (no time interval)
(3)  Reliabilitas belah dua mirip college in punjab dengan reliabilitas pecahan setara ter­utama dari pelaksanaannya. Dalam prosedur ini alat ukur diberikan kepada kelompok subjek cukup satu kali atau satu saat
(4)  KR 21/20 = Prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dalam satu tes dengan butir‑butir lainnya dan dengan tes itu sendiri secara keseluruhan. Salah satu cara yang sering digunakan adalah menggunakan rumus Kuder-Rechardson atau KR 21.
Rumusnya:
rxx =
(5) Scorer reliability =  keandalan nilai
Sedangkan validitas artinya mengukur apa yang sebenarnya diukur
(1)  Validitas empirik
6. Dibawah ini merupakan instrumen non-tes, kecuali …
A. Angket
B. Kuesioner
C. Skala sikap
D. Pengukuran kreativitas
E. Skala penilaian
Jawab: D
Ada 2 macam instrumen :
Tes  artinya alat ukur berbentuk college in punjab satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku (sikap), dan jawabannya dapat dikategorikan benar dan salah
Non Tes artinya alat ukur untuk mengukur sampel tingkah laku, tetapi jawabannya tidak dapat dikategorikan benar dan salah (misalnya positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka) contoh:
Angket
Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
7. Suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai suatu objek dalam dunia pendidikan berdasarkan kriteria tertentu disebut ……
A. Penilaian
B. Pengujian
C. Evaluasi
D. Pengukuran
E. Perbaikan
Jawab: A
Jelas2 ada kata Nilai disana
8. Dibawah ini yang merupakan fungsi evaluasi dalam evaluasi input adalah …
A. Evaluasi kesiapan, evaluasi penempatan, evaluasi seleksi
B. Evaluasi seleksi, evaluasi formatif, evaluasi diagnosa
C. Evaluasi penempatan, college punjab india evaluasi seleksi, evaluasi formatif
D. Evaluasi formatif, evaluasi diagnosa, evaluasi sumatif
E. Evaluasi kesiapan, evaluasi penempatan, evaluasi sumatif
Jawab: A
evaluasi input diantaranya adalah:
Evaluasi Penempatan
Evaluasi Kesiapan
Evaluasi Seleksi
9. Yang dimaksud dengan penilaian acuan patokan adalah …
A. Penilaian yang didasarkan pada distribusi kemampuan siswa pada suatu
kelompok
B. Penilaian yang dilakukan pada masing-masing siswa, tanpa mempertimbangkan kelompoknya
C. Penilaian yang didasarkan pada kriteria yang harus dicapai menurut tujuan
pembelajaran
D.Penilaian yang dilakukan pada masing-masing siswa tanpa mempertimbangkan kriteria yang ingin dicapai
E. A, B, C, dan D salah semua
Jawab: D
Kriteria penilaian dibagi 2 yaitu:
PAN (penilaian acuan norma) artinya adalah penilaian yang memperlihatkan atau menentukan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa mba college in india yang lain pada tes yang sama. (batas lulus relatif dan digunakan untuk seleksi)
PAP (penilaian acuan patokan) artinya adalah penilaian yang menentukan apakah siswa telah mencapai penguasaan terhadap materi pembelajaran.(pencapaian program dan batas lulus mutlak)
10. Alat evaluasi yang paling tepat untuk mengukur tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran aspek kognitif, adalah …
A. Observasi
B. Skala penilaian
C. Skala sikap
D. non-tes
E. tes
Jawab: E
Perlu kita ketahui bahwa Bloom membuat 3 aspek yaitu:
Kognitif condong pada pengetahuan dan pemahaman (C1 s/d C6)
Afektif lebih kepada sikap (non test kuesioner dll)
Psikomotorik focus kepada gerak ( skill praktek)
11. Validitas suatu instrumen pada dasarnya berkaitan dengan, …
A. Kemampuan instrumen untuk meningkatkan college punjab india motivasi belajar siswa
B. Kemampuan instrumen untuk meningkatkan skor hasil belajar
C. Kemampuan instrumen memprediksi perilaku siswa setelah mengikuti
pembelajaran
D. Kemampuan instrumen mengukur kemampuan peserta tes
E. Kemampuan instrumen meningkatkan skor butir
Jawab: D
–        Instrument pada awalnya adalah alat Alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data dengan tes dan non test
–        digunakan untuk mengukur prestasi belajar atau faktor-faktor yang berkaitan dengan keberhasilan pembelajaran dalam bentuk sebuah uji atau tes
12. Performansi tipikal dapat diukur dengan berbagai instrumen, kecuali …
A. Angket
B. Kuesioner
C. Skala sikap
D. Tes
E. Observasi
Jawab: D
Performansi tipikal artinya adalah sebuah kebiasaan
13. Istilah “pengukuran” dalam sistem evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
bersifat college in punjab
A. Kuantitatif
B. Kualitatif
C. Komparasi
D. Akurat
E. Pengujian
Jawab:A
PENGUKURAN (measurement ) adalah Kegiatan untuk mendapatkan informasi  secara Kuantitatif
14.  Guru yang memberikan tes sebelum dimulainya proses pembelajaran, dengan materi tes berupa materi yang harus dikuasai sebelum dimulainya pembelajaran tersebut, berarti guru tersebut melakukan fungsi evaluasi ….
A. Penempatan
B. Kesiapan
C. Seleksi
D. Diagnosis
E. Formatif
Jawab: B
Ada dua jawaban yang hamper sama tapi disini ada kata kunci “sebelum dimulainya” atau Input
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi selama proses pembelajaran sedang berlansung , sedangkan
Evaluasi Kesiapan adalah Evaluasi kesiapan adalah evaluasi yagn dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa untuk menerima materi yang diberikan, untuk mengetahui apakah siswa telah mba college in punjab mengguasai materi prasyarat
Ada key word “sebelum dimulainya”
15. Penilaian yang dibandingkan dengan rata-rata kelompok sehingga diketahui posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya, disebut …
A. Penilaian acuan norma
B. Penilaian acuan patokan
C. Penilaian acuan gabungn
D. a dan b benar
E. a, b, dam c benar
Jawab: A
Dengan Tes seleksi maka ketahuanlah mana siswa yang pandai dan siswa kurang pandai
16. Dibawah ini yang termasuk variabel afeksi adalah…
A. Gaya kepemimpinan, prestasi belajar, dan tingkat intelektual
B. Minat, bakat, hasil belajar
C. Motivasi belajar, kecemasan, dan minat
D. Pemahaman bacaan, gaya belajar, minat
E. Tingkat intelektual, hasil belajar, dan pemahaman bacaan
Jawab: C
Afeksi merupakan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Seperti perasaan senang, sedih, college in punjab suka dan tidak suka, baik dan buruk, termasuk sikap dan akhlak. Afeksi tidak bisa diukur dengan hasil tes, uji yang bersifat kognitif.
17. Jika suatu tes diujikan berulang kali pada waktu yang berlainan dan menunjukkan hasil yang relatif sama, maka tes tersebut memiliki …
A. Validitas tinggi
B. Validitas rendah
C. Reliabiltas tinggi
D. Reliabilitas rendah
E. obejktivitas dan praktisibilitas
Jawab: C
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Contoh paling nyata adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri mba college in punjab atau sifat individu dan lain‑lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain‑lain, hendaknya meneliti sifat ke­ajegan tersebut.
Kita bisa lihat contohnya sebuah meteran atau timbangan yang kapan saja dipakai dan digunakan hasilnya selalu sama-J
Sedangkan Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan memiliki eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya. Dengan demikian secara keseluruhan alat tes yang bersangkutan akan menghasilkan varians eror yang kecil pula.
18. Ciri butir tes yang valid, jika memiliki …
A. Daya beda rendah
B. Daya beda tinggi
C. college in india Tingkat kesukaran yang rendah
D. Tingkat kesukaran yang tinggi
E. a, b, c, d salah semua
Jawab: E
Linn dan Gronlund (1995: 47) menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu: validitas, reliabilitas, dan usabilitas. Validitas artinya ketepatan interpretasi hasil prosedur pengukuran, reliabilitas artinya konsistensi hasil pengukuran, dan usabilitas artinya praktis prosedurnya. Di samping itu, Cohen dkk. (1992: 28) juga menyatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang valid artinya mengukur apa yang hendak diukur.
”Kesimpulannya bukan dari daya dan kesukaran tapi sesuai apa yang akan diukur . setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek saja. Mistar hanya mengukur panjang, timbangan hanya mengukur college in india berat, bahan ujian atau soal PKn hanya mengukur materi pembelajaran PKn bukan mengukur keterampilan/kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg.”
19. Menyerapnya nilai-nilai yang diajarkan kepada siswa, yang kemudian berpengaruh terhadap sikap dan perlaku siswa tersebut, merupakan …
A. Penerimaan nilai
B. Internalisasi nilai
C. Respon nilai
D. Organisasi nilai
E. Penilaian terhadap nilai
Jawab: C
Internalisasi hakikatnya adalah sebuah proses menanamkan sesuatu. contoh internalisasi nilai-nilai keagamaan adalah sebuah proses menanamkan nilai–nilai keagamaan. (dan belum tentu dilaksanakan)
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
college punjab india perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat mba college india terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
20. Tujuan Penilaian acuan patokan, adalah …
A. Rangking siswa
B. Pengetahuan siswa
C. Kelulusan siswa
D. Pembelajaran maksimal
E. Ketuntasan belajar
Jawab: E
Ingat PAN untuk seleksi siswa (banyak soal sulit) sedangkan
PAP digunakan dalam 4 kondisi, yaitu :
(1)  untuk menilai kebutuhan atau hal-hal yang diperlukan untuk pembelajaran selanjutnya;
(2)  digunakan pada formatif untuk mengetahui apakah suatu materi telah dikuasai oleh siswa, sebagai umpan balik siswa untuk menentukan apa yang perlu dipenuhi jika perlu
(3)  untuk menentukan apakah materi atau motede pembelajaran perlu dimodifikasi; dan
(4)  digunakan diakhir pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai level tertentu dalam penguasaan materi.
21. Evaluasi diagnosa dalam mba college punjab india proses pembelajaran dilakukan karena …
A. Hal tersebut penting dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
B. Terdapat siswa yang bermasalah dalam bersosialisasi dengan teman sekelasnya
C. Terdapat siswa yang mengalami masalah dengan keluarganya, sehingga   mempengaruhi perilakunya
D. Terdapat siswa yang sering tidak hadir sehingga tidak dapat mengikuti  seluruh proses pembelajaran
E. Terdapat siswa yang mengalami masalah dalam menerima materi-materi dalam proses pembelajaran
Jawab: E
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
22. Perbedaan konsep yang mendasar antara kegiatan penilaian dengan evaluasi adalah….
A. Penilaian berakhir dengan keputusan berupa hasil dari suatu proses
B. Penilaian berakhir dengan keputusan berupa tindak lanjut college in punjab dari suatu
proses
C. Penilaian merupakan suatu proses yang sistematik
D. Penilaian merupakan proses pengumpulan data/fakta
E. Penilaian merupakan proses penafsiran suatu data/fakta
Jawab: D
Arti Penilaian (assessment) adalah proses hanya untuk memperoleh informasi tentang siswa,  kebijakan yang digunakan untuk membuat keputusan, dalam hal ini keputusannya adalah nilai.
Arti Evaluasi merupakan proses menentukan keputusan tentang nilai hasil kerja atau performa siswa secara kualitatif dan kuantitatif.  Dalam Evaluasi mencakup penilaian dan pengukuran.  Dengan kata lain evaluasi adalah tindak lanjut dari penilaian dan pengukuran yang telah dilakukan. Keputusan atau ketetapan tidak dapat diambil, tanpa dilakukan penilaian dan pengukuran
Jadi penilaian hanya sebatas “proses”
23. Hasil evaluasi menunjukkan, dari 40 siswa kelas mba college in punjab IIA, 20 siswa mendapat jurusan IPS, 13 siswa mendapat jurusan bahasa, 7 siswa mendapat jurusan IPA. Dalam kasus ini evalausi berfungsi sebagai …
A. Penempatan
B. Kesiapan
C. Seleksi
D. Hasil Diagnosa
E. Hasil Sumatif
Jawab: A
Karena dari 40 siswa tersebut setelah dievaluasi ternyata ditempatkan di jurusan yang berbeda gara tidak terjadi kesalahan program berate ada aspek penempatan
24. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, ternyata metode pengajaran yang dilakukan tidak  efektif sehingga materi yang diberikan tidak terserap dengan baik oleh siswa.  Disini evaluasi berfungsi sebagai  …
A. Sumatif
B. Formatif
C. Diagnosa
D. Kesiapan
E. Penempatan
Jawab: B
Kaya kunci disini adalah kata-kata “proses” maka evaluasi input dan output mba college punjab india harus menyingkir dari jawaban tersebut. Evaluasi proses ada 4 yaitu :
Evaluasi  kualitatif adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tentang interaksi yang terjadi dalam kelas.
Evaluasi  kuantitatif adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran, seperti efektivitas pembelajaran, jumlah kehadiran guru dan siswa dan lain-lain.
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi selama proses pembelajaran sedang berlansung
Evaluasi diagnostic/diagnosa adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tentang kesulitan belajar yang dialami
mba college india oleh siswa.
25. Tes sebagai instrumen evaluasi disebut juga performansi maksimum, karena …
A. Nilai siswa menunjukkan prestasi maksimal yang bisa didapatkan
B. Tes tersebut terdiri dari butir-butir pertanyaan yang harus dijawab
C. Tes tersebut dijawab sesuai dengan keinginan siswa
D. Tes menjadi media untuk memaksimalkan usaha siswa
E. Dalam menjawab butir-butir tes, siswa mengerahkan seluruh kemampuannya secara maksimal
Jawab : E
26. Untuk mengukur minat dan motivasi siswa, dapat menggunakan instrumen …
A. Tes
B. Observasi
C. Skala sikap
D. Skala penilaian
E. Angket
Jawab E:
27. Sebuah tes dikatakan valid secara teoretis, jika …
A. Tes yang dibuat sesuai cara teori
B. Memenuhi standar pembuatan tes mulai dari perencanaan mba college india sampai
pelaksanaan
C. Memiliki daya beda dan tingkat kesukaran
D. Memenuhi syarat konten dan konstruknya
E. a, b, c, d, salah semua
Jawab: D
yaitu validasi teoritik/teoritis ditempuh melalui pemeriksaan pakar atau panelis yang menilai seberapa jauh ketepatan dimensi sebagai jabaran dari konstruk, indikator sebagai jabaran dimensi dan butir sebagai jabaran indikator
28. Untuk melakukan penilaian terhadap psikomotorik dapat dilakukan dengan …
A. Observasi
B. Tes tertulis
C. Tes lisan
D. Tes perbuatan
E. Psikotes
Jawab: A
psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu (kesigapan).
29. Untuk penilaian tingkat tujuan pembelajaran acuan penilaian yang cocok digunakan adalah …
A. Penilaian acuan konten
B. Penilaian hasil belajar
C. Penilaian acuan norma
D. Penilaian berjangka
E. Penilaian acuan patokan
30. Tes yang memiliki reliabilitas tinggi, menunjukkan bahwa …
A. Tes tersebut mudah dan murah pelaksanaannya
B. Tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur
C. Tes tersebut mengukur secara tepat objek ukur
D. Pelaksanaan tes bebas dari segala bentuk kecurangan
E. Tes memiliki keterhandalan dan dapat digunakan lagi pada waktu yang
akan datang
jawab: E
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan terhadap sekor atau tingkat kecocokan sekor dengan sekor sesungguhnya . Makin cocok dengan sekor sesungguhnya makin tinggi reliabilitasnya. Menurut Crocker dan Algina reliabilitas adalah derajat kepercayaan dimana skor penyimpangan individu relatif konsisten terhadap tes sama yang diulangi.
Reliabilitas alat ukur (tes) adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang mba college in india diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama
Sedangkan Validitas adalah sejauh mana suatu instrumen melakukan fungsinya atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Artinya sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsinya cocok untuk afjad B dan C
- Lihat soal no 17-
31. Dibawah ini adalah cara untuk melakukan penilaian terhadap aspek afektif siswa, kecuali …
A. Observasi
B. Tes tertulis
C. Wawancara
D. Skala penilaian
E. Skala sikap
Jawab: B
32. Penilaian acuan norma lebih cocok digunakan pada …
A. Evaluasi sumatif
B. Evaluasi seleksi
C. Evaluasi Penempatan
D. Evaluasi kesiapan
E. Evaluasi Diagnosis
Jawab: B
Sdh dibahas diatas
33. Dibawah ini, tes mana yang menunjukkan fungsi evaluasi mba college india sebagai evaluasi formatif …
A. Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah jurusan yang dipilih sesuai
dengan bakat dan minat calon mahasiswa
B. Tes yang dilakukan untuk dapat menentukan materi yang akan diberikan
untuk menilai suatu pembelajaran
C. Tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa telah
menerima materi yang diberikan
D. Tes yang dilakukan untuk mendapatkan penjelasan mengapa mahasiswa
tidak dapat menerima pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
E. Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah mahasiswa telah
memahami seluruh materi yang diberikan sesuai tujuan pembelajaran
jawab: E
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi selama proses pembelajaran sedang berlansung.
34. Dibawah ini yang menunjukkan kemampuan siswa pada tingkat sintesis, college punjab india adalah …
A. Siswa memahami konsep-konsep penilaian, pengukuran, dan evaluasi
B. Siswa mampu menjelaskan pengertian PAP  dan PAN
C. Siswa mampu membuat seperangkat tes
D. Siswa mampu menghitung reliabilitas seperangkat tes
E. Siswa membuat konstruk evaluasi dari beberapa pengertian evaluasi
oleh para ahli
jawab:  A
C5 Sintesis
Kemampuan untuk menyatukan hal-hal yang tak menyatu menjadi satu kesatuan utuh
35. Validasi butir instrumen dengan validitas internal menunjukkan …
A. Korelasi antara skor butir dengan skor total responden
B. Skor total respondenyang tinggi
C. Skor butir yang seimbang dengan skor total responden
D. Ketepatan skor butir sesuai dengan kunci jawaban
E. Korelasi positif skor total responden dengan kemampuan responden
Jawab: gak tau jawabannya…
36.  Dibawah ini adalah tujuan mba college in india dari evaluasi sumatif, kecuali …
A. Untuk menentukan tindakah apa yang akan diberikan kepada siswa yang sulit untuk menerima materi yang diberikan
B. Untuk mengetahui nilai akhir dari siswa pada suatu pembelajaran
C.Untuk mengetahui keputusan bagi seorang siswa hasil dari pembelajaran yang telah diikutinya
D. Untuk mengetahui apakah seluruh tujuan pembelajaran telah tercapai
E. Untuk dijadikan landasan kebijakan pembelajaran dimasa yang akan
datang
jawab: A
sumatif berarti setelah proses (output) di sana ada kata kunci “siswa yang sulit menerima materi”  yang sebetulnya adalah evaluasi diagnostic.
Fungsi Evaluasi sumatif
v  Evaluasi hasil (sumatif) adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir keseluruhan proses pembelajaran.
v  Hasil dari evaluasi sumatif ini menggambarkan keberhasilan atau point mba college punjab india dari suatu proses pembelajaran yang sudah berlangsung.
v  Hasil dari evaluasi sumatif ini dapat juga dijadikan landasan dalam membuat suatu kebijakan.
37. Hasil belajar kognitif yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menguraikan suatu integritas atau suatu situasi kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya, disebut …
A. Pengetahuan
B. Pemahaman
C. Aplikasi
D. Analisis
E. Sintesis
Jawab:
C4 Analisis
Kemampuan untuk merinci, menghubungkan, menguraikan rincian dan saling berhubungan antara satu dan lain
38. Valid secara konten menunjukkan
A. Susunan butir terdiri dari butir tes termudah sampai butir tes tersulit
B. Susunan butir terdiri dari butir tes tersulit sampai butir tes termudah
C. Daya beda butir tes  yang tinggi
D. Tingkat kesukaran butir tes yang bervariasi
E. college in punjab Butir-butir tes memuat semua materi yang telah diajarkan
Jawab: E
39. Konsep yang dibangun dengan mensintesis konsep-konsep yang telah ada, disebut …
A. Defenisi
B. Variabel
C. Teori
D. Konstruk
E. Konsep baru
Jawab: D
Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh peneliti.
40. Dibawah ini adalah hal-hal yang dilakukan dalam pengembangan instrumen, kecuali …
A. Menghitung peserta tes
B. Menentukan indikator
C. Menentukan rentang parameter
D. Membuat kisi-kisi instrumen
E. Menulis butir-butir tes
Jawab: A
Tahapan 2 Pengembangan Instrumen
Menentukan teori sesuai dengan konsep yang dipilih
Menyusun konstruk
Mengembangkan dimensi dan indikator
Menentukan jenis instrumen
Membuat kisi-kisi
Menulis butir instrumen atau tes
Proses validasi konsep
Finalisasi instrumen untuk siap ujicoba
Uji coba instrumen
Analisis hasil uji coba
Seleksi butir
Finalisasi
college punjab india instrumen untuk siap pakai


RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK

PENDAHULUAN
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
a)    Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b)    Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c)    Ranah keterampilan (psychomotor domain)
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
1)    Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan pada mereka?
2)    Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?
3)    Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya sehari-hari?
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.


























TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ranah Penilaian Kognitif, Ciri-ciri, dan Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif
2.1.1 Pengertian Ranah Penilaian Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.  Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
  • Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-‘Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
  • Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.  Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
  • Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
  • Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
  • Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
  • Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.
Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom itu, jika diurutkan secara hirarki piramidal adalah sebagai tertulis pada  gambar 1.
Keenam jenjang berpikir ranah kognitif bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya. Overlap di antara enam jenjang berfikir itu akan lebih jelas terlihat pada gambar 2.



Penilaian           (Evaluation)
Sintesis                       (Syntesis)
Analisis                                         (Analysis)
Penerapan                                                          (Aplikation)
Pemahaman                                                                   (Comprehensi)
Pengetahuan                                                                              (Knowledge)
GAMBAR 1. Enam jenjang berpikir pada ranah kognitif
6
5
4
3
2
1


GAMBAR 2. Overlap antara enam jenjang pada ranah kognitif.
Keterangan : Pengetahuan (1) adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar. Pemahaman (2) mencakup pengetahuan (1). Aplikasi atau penerapan (3) mencakup pemahaman (2)dan pengetahuan (1). Sintesis (5) meliputi juga analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2) dan pengetahuan (1). Evaluasi (6) meliputi juga sintesis (5) , analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2) dan pengetahuan (1).
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
2.1.2 Ciri-ciri Ranah Penilaian Kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:
  1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.
  2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
    pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
  3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahlcan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.
  4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
    mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
  5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
  6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik.
Tabel  Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif
No
Tingkatan
Deskripsi
1
Pengetahuan
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:
  • Mengemukakan arti
  • Menentukan lokasi
  • Mendriskripsikan sesuatu
  • Menceritakan apa yang terjadi
  • Menguraikan apa yang terjadi
2
Pemahaman
Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
¨    Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan kata-kata sendiri
¨    Membedakan atau membandingkan
¨    Mengintepretasi data
¨    Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri
¨    Menjelaskan gagasan pokok
¨    Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

3
Aplikasi
Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kegiatan:
  • Menghitung kebutuhan
  • Melakukan percobaan
  • Membuat peta
  • Membuat model
  • Merancang strategi
4
Analisis
Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:
  • Mengidentifikasi faktor penyebab
  • Merumuskan masalah
  • Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi
  • Membuat grafik
  • Mengkaji ulang
5
Sintesis
Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v   Membuat desain
v   Menemukan solusi masalah
v   Menciptakan produksi baru,dst.
6
Evaluasi
Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
Mempertahankan pendapat
Membahas suatu kasus
Memilih solusi yang lebih baik
Menulis laporan,dst.

2.1.3 Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif  adalah:
a. Ingatan (C1) yaitu  kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode.
  1. Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, menginterprestasikan.
c. Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
  1. Analisis (C4),  Kemampuan berfikir secara logis dalam  meninjau  suatu fakta/ objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan  membandingkan, menganalisis, menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
e. Sintesis (C5),  Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.
  1. Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap sustu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.
Contohnya siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Namun, untuk dapat melukis jaring-jaring kubus setidaknya diperlukan pengetahuan (kognitif) tentang bentuk-bentuk jaring kubus dan cara-cara melukis garis-garis tegak lurus.
2.2 Pengertian Ranah Penilaian Afektif, Ciri-ciri, dan Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Afektif
2.2.1 Pengertian Ranah Penilaian Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex
Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.
Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,  yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai  lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.
Secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah di kemukakan dalam pembicaraan diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai berikut:

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon,  Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif  seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap   selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.
Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2.2.2 Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif
Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk.
Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik afektif yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target. Peserta didik mungkin bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa merupakan target dari kecemasan. Kadang-kadang target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali peserta didik merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik tersebut cenderung sadar bahwa target kecemasannya adalah tes.
Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
  1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
  1. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
  • mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
  • mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
  • pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
  • menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
Mengelompokkan didik yang memiliki peserta minat sama, f. acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
  • mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
  • bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
  • meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
  1. Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut:
  • Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
  • Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.
  • Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
    • Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.
    • Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
    • Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input peserta didik.
    • Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.
    • Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
    • Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
    • Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
    • Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
    • Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.
    • Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan.
    • Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
    • Peserta didik mampu menilai dirinya.
    • Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
    • Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.
  1. Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.
Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
  1. Moral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang per-kembangan moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Ranah afektif lain yang penting adalah:
  • Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.
  • Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik.
  • Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.
  • Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.



Tabel  Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif
Tingkat
Contoh kegiatan pembelajaran
Penerimaan (Receiving)
Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
-sering mendengarkan musik
- senang membaca puisi
- senang mengerjakan soal matematik
- ingin menonton sesuatu
- senang menyanyikan lagu
Responsi (Responding)
Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi (mendengar)
Contoh kegiatan belajar :
ü      mentaati aturan
ü      mengerjakan tugas
ü      mengungkapkan perasaan
ü      menanggapi pendapat
ü      meminta maaf atas kesalahan
ü      mendamaikan orang yang bertengkar
ü      menunjukkan empati
ü      menulis puisi
ü      melakukan renungan
ü      melakukan introspeksi
Acuan Nilai
( Valuing)
Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
  • mengapresiasi seni
  • menghargai peran
  • menunjukkan perhatian
  • menunjukkan alasan
  • mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik
  • menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran HAM
  • menjelaskan alasan senang membaca novel

Organisasi
Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem menentukan saling hubungan antar nilai memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan diterima di mana-mana
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :
  • rajin, tepat waktu
  • berdisiplin diri  mandiri dalam bekerja secara independen
  • objektif dalam memecahkan masalah
  • mempertahankan pola hidup sehat
  • menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan
  • menyarankan pemecahan masalah HAM
  • menilai kebiasaan konsumsi
  • mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar- teman
2.2.3 Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Afektif
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
  1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,  kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian
  2. Merespon,  meliputi merespon secara  diam-diam, bersedia merespon, merasa  puas  dalam merespon, mematuhi peraturan
  3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai
  4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai
Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.
Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran sejarah

7
6
5
4
3
2
1
Saya senang balajar sejarah







Pelajaran sejarah bermanfaat







Pelajaran sejarah membosankan







Dst….







Contoh Skala Likert: Minat terhadap pelajaran sejarah
  1. Pelajaran sejarah bermanfaat
SS
S
TS
STS
  1. Pelajaran sejarah sulit




  1. Tidak semua harus belajar sejarah




  1. Sekolah saya menyenangkan




Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju

Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa
Minat Membaca
Nama Pembelajar:_____________________________
No
Deskripsi
Ya/Tidak
1
Saya lebih suka membaca dibandingkan dengan melakukan hal-hal lain

2
Banyak yang dapat saya ambil hikmah dari buku yang saya baca

3
Saya lebih banyak membaca untuk waktu luang saya

4
Dst…………..

2.3 Pengertian Ranah Penilaian Psikomotorik, Ciri-ciri, dan Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Psikomotorik
2.3.1 Pengertian Ranah Penilaian Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi kedisiplinan menurut agama Islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembiraan terdahulu, maka wujud nyata dari hasil psikomotor yang  merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah; (1) peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para sahabat, para ulama dan lain-lain; (2) peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan; (3) peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat; (4) peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat; (5) peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain; (6) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain; (7) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain, dan (8) peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.
2.3.2 Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.
Tabel  Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik
Tingkat
Deskripsi
I. Gerakan Refleks
Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak, respons terhadap stimulus tanpa sadar.
Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, memegang
Contoh kegiatan belajar:
- mengupas mangga dengan pisau
- memotong dahan bunga
- menampilkan ekspresi yang berbeda
- meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir
- meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin
II Gerakan dasar (basic fundamental movements)
Arti: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat ditebak
Contoh kegiatan belajar:
  • · contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar
  • · contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan, muluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.
  • · Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting, menggambar dengan krayon, memegang dan melepas objek, blok atau mainan.
  • · Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.
III. Gerakan Persepsi
( Perceptual obilities)
Arti : Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perseptual
Contoh kegiatan belajar:
¨   menangkap bola, mendrible bola
¨   melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil menjaga keseimbangan
¨   memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang ukurannya bervariasi
¨   membaca melihat terbangnya bola pingpong
¨   melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri
¨   menulis alfabet
¨   mengulangi pola gerak tarian
¨   memukul bola tenis, pingpong
¨   membedakan bunyi beragam alat musik
¨   membedakan suara berbagai binatang
¨   mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
¨   membedakan berbagai tekstur dengan meraba

IV. Gerakan Kemampuan fisik (Psycal abilities)
Arti: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan belajar
Contoh kegiatan belajar:
menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu
berlari jauh
mengangkat beban
menarik-mendorong
melakukan push-up
kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut
menari
melakukan senam
melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola
V. gerakan terampil (Skilled movements)
Arti: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks)
Contoh kegiatan belajar:
  • melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga
  • menari, berdansa
  • membuat kerajinan tangan
  • menggergaji
  • mengetik
  • bermain piano
  • memanah
  • skating
  • melakukan gerak akrobatik
  • melakukan koprol yang sulit
VI. Gerakan indah dan kreatif
(Non-discursive communicatio)
Arti: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan
-       gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah
-       gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran
Contoh kegiatan belajar:
v       kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari baletr
v        melakukan senam tingkat tinggi
v        bermain drama (acting)
v       keterampilan olahraga tingkat tinggi

2.3.3 Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Psikomotor
Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi   atau pengamatan. Observasi  sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
Observasi  dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan kisi-kisi  tingkah laku apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai  tingkah laku   yang tampak  untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (√) pada kolom jawaban hasil observasi.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut   dapat berupa tes paper and  pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
1)    Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini,           jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga  peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah  menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2)    Tes unjuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan  sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan   daftar cek (check-list) ataupun  skala penilaian (rating scale).  Psikomotorik  yang diukur dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari  sangat baik, baik, kurang, kurang, dan tidak baik.
Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja atau lembar tugas.
Contohnya kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar matematika misalnya berkaitan dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku), menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis, sudut,dll) atau tanpa alat. Contoh lainnya, siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis jaring-jaring kubus secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan (jangka dan penggaris) saat melukis. Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
Lembar observasi
Beri Tanda (√)
Nama Siswa
Mengerjakan Tugas (On-Task)
Tidak Mengerjakan Tugas (Off-Task)
Catatan Guru
Damar



Ayu



Dst…..



Tabel Instrumen (alat) Asesmen Kinerja (unjuk kerja) Berpidato dengan numerical Rating Scale
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….
Petunjuk:
Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan berikut:
(4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1) bila dilakukan tapi tidak selesai
( 0 = tidak ada usaha)
No
Aspek yang dinilai
Skor
4
3
2
1
1.
Berdiri tegak menghadap penonton




2.
Mengubah ekspresi wjah sesuai dengan pernyataan




3.
Berbicara dengan kata-kata yang jelas




4.
Tidak mengulang-ulang pernyataan




5.
Berbicara cukup keras untuk didengar penonton














PENUTUP
1)   Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
2)   Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex.
3)   Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
4)   Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi
5)   Ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan.
6)   Ranah kogniti berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi
7)   Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif  adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5),  dan Evaluasi (C6).
8)   Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi.
9)   Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. “Aspek Penilaian dalam KTSP Bag 1 (Aspek Kognitif)”. (Online) http://massofa.wordpress.com/feed/. Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous. 2009. “Sistem Penilaian”. (Online) http://smak.yski.info/. Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous. 2009. “Pengembnagan Perangkat Penilaian Psikomotor dan Prosedur Penilaian”.(Online) http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/17/pengembangan-perangkat-penilaian-psikomotor/. Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous. 2009. “Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor”. (Online) http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/08/pengukuran-ranah-kognitif-afektif-dan.html. Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous. 2009. “Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif”. (Online) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-penetapan-kriteria-ketuntasan-minimal-kkm/. Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous. 2009. “Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa”. (Online) http://delapanratus.blogspot.com/2009/04/penilaian-ranah-psikomotorik-siswa.html. Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Sri Wardani. 2004. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/